Sabtu, 22 Maret 2014

Apakah Sah Shalat dalam Keadaan Isbal?

Leave a Comment
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Repost dari web Muslim.or.id.


Kita tahu bahwa isbal itu berarti menjulurkan celana di bawah mata kaki. Apakah jika ada yang shalat dalam keadaan seperti ini, shalatnya sah? Ataukah ia berdosa, namun shalatnya sah?
Kita tahu bahwa orang yang menjulurkan celananya dengan sombong atau pun tidak di bawah mata kaki, maka ia terkena ancaman yang disebutkan dalam hadits dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ
Kain yang berada di bawah mata kaki itu berada di neraka.” (HR. Bukhari no. 5787)
Bagaimana hukum menjulurkan celana atau kain sarung di bawah mata kaki saat shalat?
Ada hadits yang dibawakan oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin tentang masalah isbal.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّى مُسْبِلاً إِزَارَهُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ». فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ ثُمَّ قَالَ « اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ ». فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَكَ أَمَرْتَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ قَالَ « إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّى وَهُوَ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبِلٍ ».
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ada seseorang yang shalat dalam keadaan isbal -celananya menjulur di bawah mata kaki-. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata padanya, “Pergilah dan kembalilah berwudhu.” Lalu ia pergi dan berwudhu kemudian ia datang kembali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih berkata, “Pergilah dan kembalilah berwudhu.” Kemudian ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau memerintahkan padanya untuk berwudhu, lantas engkau diam darinya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Ia shalat dalam keadaan isbal -menjulurkan celana di bawah mata kaki-, padahal Allah tidak menerima shalat dari orang yang isbal.” (HR. Abu Daud no. 4086.).

Takhrij Hadits

Imam Nawawi berkata bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.
Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits di atas hasan.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz mengkritik pernyataan Imam Nawawi di atas, ia berkata, “Ini adalah kesalahpahaman dari Imam Nawawi rahimahullah. Sanad hadits tersebut bukanlah sesuai syarat Muslim. Bahkan hadits tersebut sebenarnya dhoif dengan dua alasan:
1- Hadits tersebut dari riwayat Abu Ja’far, ia adalah perowi yang majhul (tidak jelas).
2- Hadits ini juga dari riwayat Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Ja’far dengan periwayatan ‘an’anah. Seorang perowi mudallis jika ia tidak menegaskan bahwa ia mendengar langsung, maka haditsnya tidak bisa dipakai kecuali terdapat dalam Shahihain (Bukhari dan Muslim). (Fatawa Ibnu Baz, 26: 235-237)
Syaikh Al Albani rahimahullah dalam takhrij Riyadhus Sholihin juga menyatakan hadits ini dhoif.
Murid Syaikh Al Albani, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali dalam Bahjatun Nazhirin (2: 83) mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud (638, 4086) dari jalur Thoriq Abu Ja’far, dari ‘Atho’ bin Yasar. Beliau mengatakan bahwa Abu Ja’far tidaklah dikenal, sehingga sanad hadits ini dhoif. Ada dalil yang semakna dari Ibnu Mas’ud di mana diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَسْبَلَ إِزَارَهُ فِى صَلاَتِهِ خُيَلاَءَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِى حِلٍّ وَلاَ حَرَامٍ
“Siapa yang shalat dalam keadaan isbal disertai kesombongan, maka Allah tidak memberikan jaminan halal dan haram untuknya.” (HR. Abu Daud no. 637, shahih kata Syaikh Salim)

Shalat dalam Keadaan Isbal

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “Seandainya hadits tersebut shahih, maka maknanya adalah ancaman yang keras bagi pelaku isbal di dalam shalat. Hadits yang disebutkan di atas berisi peringatan bagi pelaku isbal. Adapun shalatnya tetap sah. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memerintahkan padanya untuk mengulangi shalat, yang diperintah hanyalah mengulangi wudhu. Penafian dalam diterimanya shalat bukan berarti shalat tersebut jadi batal seluruhnya. Karena dalam hadits lain disebutkan, “Siapa saja yang mendatangi tukang ramal lalu ia bertanya ramalan sesuatu, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” Sebagaimana hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya.
Imam Nawawi pun telah menukil adanya ijma’ (konsensus ulama) bahwa shalat orang yang isbal tadi tidak perlu diulangi. Cuma orang yang shalat seperti itu terkena ancaman dan peringatan. Juga terdapat pandangan dari berbagai hadits yang lain yang menunjukkan bahwa tidak diterima shalat dalam hadits yang membicarakan isbal tidaklah menunjukkan batalnya shalat. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak memerintahkan mengulangi shalat. Begitu pula dalam hadits Ibnu Mas’ud tidak menunjukkan shalatnya diulangi.
Jadi, maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengulangi wudhu cuma sebagai peringatan. Dan wudhu juga dapat meringankan dosa. Nah itu jika dianggap hadits tersebut shahih.” (Fatawa Ibnu Baz, 26: 235-237)
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin berkata, “Shalat orang yang isbal itu sah, akan tetapi ia berdosa. Begitu pula seseorang yang memakai pakaian yang haram seperti baju hasil curian, baju yang terdapat gambar makhluk bernyawa, baju yang terdapat simbol salib atau terdapat gambar hewan. Semua baju seperti itu terlarang saat shalat dan di luar shalat. Shalat dalam keadaan isbal tetap sah, akan tetapi berdosa karena mengenakan pakaian seperti itu. Inilah pendapat terkuat dalam masalah ini. Karena larangan berpakaian isbal bukan khusus untuk shalat. Mengenakan pakaian haram berlaku seperti itu saat shalat dan di luar shalat. Dikarenakan tidak khusus untuk shalat, maka shalat tersebut tidaklah batal. Inilah kaedah yang benar yang dianut oleh jumhur atau mayoritas ulama.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 300-301).
Semoga Allah memberikan kepahaman. Hanya Allah yang memberi taufik.
Artikel Muslim.Or.Id
Read More...

Kamis, 06 Maret 2014

Site to Site VPN Tunnel Cisco ASA 8.4.2 - GNS3

6 comments
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ingin menulis dan berbagi tutorial mengenai VPN Site to Site di Cisco ASA, dan disini ane simulasikan menggunakan GNS3 dengan ASA 8.4.2. kalau di postingan sebelumnya VPN Site to Site menggunakan Juniper :)

http://motaroirhaby.blogspot.com/2013/12/konfigurasi-ipsec-site-to-site-vpn-di.html

sebenarnya untuk langkah nya tidak jauh beda hanya CLI yang membedakan dan untuk ketentuan sebagai berikut :

- Define Local Network and Remote Network using Object network
- Create ACL to permit IP and ICMP traffic to the remote network
- Configure NAT
- Create ISAKMP/IKEV1 policy and enable it
- Create the IPSEC transform set (hashing and encryption)
- Create the Tunnel Group
- Create a Crypto Map and enable it
- Ping from inside node to trigger the tunnel

oke dengan topology seperti ini :
deskripsi nya sih kita buat 2 network yang berbeda dengan 2 Cisco ASA sebagai Tunnel VPN nya yang masing masing ASA default route ke ASA yang ada di depannya . bila di implementasikan di real network Menggunakan IP Public dan gateway ke ISP yang di gunakan.

Dan berikut ISAKMP / IKE Policy nya :


Oke kita masuk ke konfigurasi nya :

Konfigurasi ASA1 :
!
hostname ASA1
!
interface GigabitEthernet0
nameif outside
security-level 0
ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
!
interface GigabitEthernet1
nameif inside
security-level 100
ip address 192.168.100.1 255.255.255.0
!
route outside 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.2 1

1.  Define Local Network and Remote Network using Object network
object network LocalNetwork
subnet 192.168.100.0 255.255.255.0
object network RemoteNetwork
subnet 192.168.200.0 255.255.255.0

2. Create ACL to permit IP and ICMP traffic to the remote network
access-list Site1-to-Site2 extended permit ip object LocalNetwork object RemoteNetwork
access-list NAT extended permit ip object LocalNetwork object RemoteNetwork

3. Configure NAT
nat (inside) 0 access-list NAT

4. Create ISAKMP/IKEV1 policy and enable it
crypto isakmp identity address
crypto ikev1 enable outside
crypto ikev1 policy 1
authentication pre-share
encryption aes-256
hash sha
group 2
lifetime 86400

5. Create the IPSEC transform set (hashing and encryption)
crypto ipsec ikev1 transform-set ASA1Tranform-set esp-aes-256 esp-sha-hmac

6. Create the Tunnel Group
tunnel-group 10.10.10.2 type ipsec-l2l
tunnel-group 10.10.10.2 ipsec-attributes
ikev1 pre-shared-key cisco123

7. Create a Crypto Map and enable it
crypto map ASA1VPN 1 match address Site1-to-Site2
crypto map ASA1VPN 1 set pfs
crypto map ASA1VPN 1 set peer 10.10.10.2
crypto map ASA1VPN 1 set ikev1 transform-set ASA1Tranform-set
crypto map ASA1VPN 1 set security-association lifetime seconds 28800
crypto map ASA1VPN interface outside

Konfigurasi ASA2 :
!
hostname ASA2
!
interface GigabitEthernet0
nameif outside
security-level 0
ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
!
interface GigabitEthernet1
nameif inside
security-level 100
ip address 192.168.200.1 255.255.255.0
!
route outside 0.0.0.0 0.0.0.0 10.10.10.1 1

1.  Define Local Network and Remote Network using Object network
object network LocalNetwork
subnet 192.168.200.0 255.255.255.0
object network RemoteNetwork
subnet 192.168.100.0 255.255.255.0

2. Create ACL to permit IP and ICMP traffic to the remote network
access-list Site2-to-Site1 extended permit ip object LocalNetwork object RemoteNetwork
access-list NAT extended permit ip object LocalNetwork object RemoteNetwork

3. Configure NAT
nat (inside) 0 access-list NAT

4. Create ISAKMP/IKEV1 policy and enable it
crypto isakmp identity address
crypto ikev1 enable outside
crypto ikev1 policy 1
authentication pre-share
encryption aes-256
hash sha
group 2
lifetime 86400

5. Create the IPSEC transform set (hashing and encryption)
crypto ipsec ikev1 transform-set ASA2Tranform-set esp-aes-256 esp-sha-hmac

6. Create the Tunnel Group
tunnel-group 10.10.10.1 type ipsec-l2l
tunnel-group 10.10.10.1 ipsec-attributes
ikev1 pre-shared-key cisco123

7. Create a Crypto Map and enable it
crypto map ASA2VPN 1 match address Site2-to-Site1
crypto map ASA2VPN 1 set pfs
crypto map ASA2VPN 1 set peer 10.10.10.1
crypto map ASA2VPN 1 set ikev1 transform-set ASA1Tranform-set
crypto map ASA2VPN 1 set security-association lifetime seconds 28800
crypto map ASA2VPN interface outside

8. Ping from inside node to trigger the tunnel
nah kita coba ping dari host inside local network ke remote network .

nah dari hasil ping kita dah bisa ping dari local network ke remote network dan begitu sebaliknya.
kita check SA nya apakah sudah up , harusnya sudah :D


nah bila kita implementasi di Real Network bila SA sudah up tetapi masing masing network belum dapat mengakses satu sama lain kita tambahkan/check ulang mengenai Access Rule dan NAT nya. *pengalaman pribadi dulu pernah seperti itu :D

untuk lebih jelasnya ane buatin Video Tutorial nya sebagai pelengkap nya .


Oke , Sekian Semoga Bermanfaat bila ada hal yang ingin ditanyakan silahkan di comment dan kirim email/skype ke ane yaa :D

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Read More...

RIP Lab Configuration

Leave a Comment
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

disini ane mau buat contoh simple konfigurasi RIP.

apa itu RIP ?

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

selengkapanya di link berikut :

ane disini menggunakan simulator IOU (IOS ON UNIX)
dengan topology sebagai berikut :
Konfigurasi R1:

R1#conf t
R1(config)#int e0/1
R1(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.255.255.0
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#int e0/2
R1(config-if)#ip address 20.20.20.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#ex
RIP Configuration Commands for R1:
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network 10.10.10.0
R1(config-router)#network 20.20.20.0

Konfigurasi R2:

R2(config)#int e0/1
R2(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.0.0
R2(config-if)#no shu
R2(config-if)#int e0/2
R2(config-if)#ip address 192.168.100.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shut
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#network 192.168.100.0
R2(config-router)#network 10.10.10.0


Konfigurasi R3:
R3(config)#int e0/1
R3(config-if)#ip add 20.20.20.2 255.255.255.0 
R3(config-if)#int e0/2
R3(config-if)#ip add 192.168.200.1 255.255.255.0
R3(config-if)#ex
R3(config)#router rip
R3(config-router)#ver 2
R3(config-router)#network 192.168.200.0
R3(config-router)#network 20.20.20.0

Verifikasi IP Route dan Ping ke Network di R2 :

Berhasil , okee sekian semoga bermanfaat :)

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Read More...

Senin, 03 Maret 2014

Bagaimana Jika Shalat Subuh Kesiangan?

Leave a Comment

Assalamu’alaikum wr wb. Mau tanya, saya sering tidak terbangun untuk sholat subuh padahal sudah setting alarm di HP, tapi tetap ga bisa bangun bahkan ga sadar udah matiin alarm dan ketika terbangun sudah jam 7 atau 8 pagi. saya juga selalu berdo’a dan membaca Ayat Kursi sebelum tidur.
kira2 apa yg terjadi dengan saya dan bagaimana solusinya..?
terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Jawab:
Assalamu alaikum wr.wb.
Alhamdulillahi Rabbil alamin Wash-shalatu wassalami ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih. Amma ba’du:
Jika seseorang tertidur lalu baru bangun setelah waktu shalat berakhir, maka ia harus segera mengerjakannya di saat bangun dari tidurnya. Rasul saw bersabda, “Siapa yang terlupa atau tertidur sehingga tidak mengerjakan shalat, maka kaffarahnya adalah mengerjakan shalat tersebut di saat ingat (atau bangun).” HR Muslim.
Hanya saja kondisi semacam ini tidak boleh dibiarkan, diremehkan, apalagi disengaja. Namun harus ada upaya agar kondisi semacam ini tidak terulang lagi. Apa yang sudah Anda lakukan dengan men-setting alarm dan berdoa sebelum tidur sudah benar. Akan tetapi kalau itu masih belum berhasil, maka harus disertai dengan usaha lain.
Misalnya tidur di awal malam (tidak begadang), tidur dalam kondisi tidak terlalu kenyang, tidak melakukan dosa dan maksiat di siang harinya, meminta bantuan isteri, anak, saudara, atau bahkan orang tua untuk membangunkan Anda. Selain itu perkuat tekad dan banyak berdoa agar Allah memberikan taufik kepada Anda sehingga bisa mengerjakan shalat subuh tepat pada waktunya secara berjamaah.
Wallahu a’lam.
Wassalamu alaikum wr.wb.

Oleh: Pembina sharia-consulting -center
sumber : http://undergroundtauhid.com/bagaimana-jika-shalat-subuh-kesiangan/ 
Read More...